Sunday, 29 December 2024

Langit dan Bumi sahabat kami




Langit dan Bumi Sahabat kami
by: Nh. Dini

Di masa itu, orang orang tidak punya kebebasan bahkan di rumah sendiri, untuk itu bapak membuat ruang bawah tanah yang menyimpan barang barang berharga kami, seperti lemari, loteng kami tidak mungkin, karena para serdadu dapat keluar masuk rumah dan mengambil barang barang orang lain, seperti nasib jam kami, lalu kakakku, Teguh akan menjaga kalau ada serdadu yang masuk rumah, rumah kami ada kamar yang di tempati tetanggaku yang rumahnya hancur terkena bom, salah satunnya yu saijem, yang suaminya di penjara tanpa alasan, lalu suatu hari, ada serdadu yang masuk, lalu buru buru, ruangan bawah tanah di tutup pakai karpet dan aku pura pura di kerik di atasnya oleh yu saijem, lalu serdadu itu memandang curiga kepadaku, lalu ia keluar seenaknya saja, kami semua lalu lega, untunglah, tidak ada yang di penjara, lalu ibu memasak sayur yang terbuat dari bonggol pisang, ibu mengajarkan bahwa setiap tanaman dapat di komsumsi, seperti bunga daun pisang yang menjadi sayur yang cukup enak, lalu setiap hari pula kami, yu saijem, aku, dan Nugroho akan ke sungai dan menimba air, lalu biasanya ada anak anak para serdadu yang mengejek kami, pernah suatu saat Nugroho mau meninju dan akhirnya ia sendiri yang babak belur, ia di marahi habis habisan oleh ibu setelah itu, dan kalau bapak dapat sedikit uang, bapak akan membeli beberapa ikat bayam, dan kami akan berpesta malamnya, dan aku pasti akan makan paling banyak!                                                                                 Pernah suatu kali, bapak sedang mau ke rumah temannya hanya memakai sarung, lalu tiba tiba ada penyerbuan serdadu dan bapak di tangkap! Kami sekeluarga panik, ibu lalu kesana dan ia ditolak oleh para serdadu di sana, berhari hari kamii menunggu, tapi bapak tak pulang pulang, aku mulai merindukan kakak kakakku yang sudah menikah, Heratih dan Maryam, maryam sungguh kisahnya sangat sedih, ia katanya di siksa oleh suaminya sendiri, kalau aku bosan, aku akan menulis cerita soal kehidupan keluargaku sekarang, kusembunyikan karyaku di laci ruang keluarga.                                      Esoknya, bapak pulang, ia menceritakan kehidupan di penjara, disana beliau hanya di beri makan sup encer yang hanya airnya saja, lalu setelah itu bapak sakit parah, ia hanya dapat terbaring lemah di kasur, lalu hari hariku hanya di lewati dengan bermain bersama kucing kucingku, sampai suatu hari, ada tamu luar biasa, kakakku datang!                                                                                                                           Heratih, dan Maryam, yang bertamu, sambil menggendong bayi mereka, mereka menceritakan pengalaman mereka masing masing di perjalanan, kami sekeluarga bahagia, lalu kami teringat akan perang dan bapak mengusulkan agar kakakku tinggal di sini untuk sementara, lalu tiba tiba bapak ke ruang tamu dan membawa semua karyaku, ia berkata: "tahukah kalian bahwa ada cikal bakal penulis di sini?" katanya mengelus kepalaku, semua orang menatapku dan bersorak, aku sangat senang, kami semua, satu keluarga berpelukan, hari yang indah.

The End.


Refleksi: "Aku suka cerita soal keluarga yang bertahan hidup di masa perang ini, ini mengajarkan kita soal kalau bumi bisa memenuhi kehidupan kita."

Shaden, December 2024

 

No comments:

Post a Comment