Cerita Calon Arang
Dulu ada kerajaan yang dipimpin oleh baginda Sri Erlangga, kerajaan itu bernama Daha, di luar kota, di sebuah perkampungan, ada penyihir janda tua bernama Calon Arang, dia memiliki ilmu hitam, orang orang takutnya luar biasa padanya, dia punya anak perempuan yang luar biasa cantiknya, namanya Ratna Manggali, tidak ada pria yang mau meminangnya, karena takut pada Calon Arang ibunya, mendengar hal itu, Calon Arang marah, dia memutuskan untuk meminta izin pada dewi yang menyukai kematian, untuk balas dendam merupakan membunuh orang banyak, bersama muridnya, mereka berangkat,
Sambil membawa alat alat pemanggil dewi kematian, serta persembahan berupa mayat segar dan darah segar, mereka berangkat, begitu sampai, Calon Arang memanggil dewi, lalu dewi datang di tengah asap,
"Wahai Calon Arang anakku! apa yang membuatmu kemari?" tanya dewi kematian
"Hamba kemari, untuk meminta izin Dewi, untuk menyebar teluh dan membunuh orang," jawabnya
"Wahai Calon Arang anakku! aku memperbolehkanmu, asal kau tidak membunuh orang di dekat ibukota," jawab dewi kematian, setelah itu, ia menghilang,
bukan main senangnya Calon Arang beserta muridnya, setelah pulang, mereka menyebar teluh dan sebentar saja, orang orang mati, saat orang mati, orang yang menguburnya akan ketularan dan mati juga, jadi mayat mayat di biarkan berserakan di rumah, dan jalanan,
Ibu dan ayah tidak memperbolehkan anaknya keluar, pernah anak kepala desa tidak sengaja menabrak Calon Arang, sebentar saja, kakinya patah, ia lumpuh, dan matanya hilang,
kepala desa sangat marah, ia menyuruh Calon Arang ke rumahnya dan menyembuhkan anaknya, tapi sesampainya Calon Arang beserta muridnya malah tertawa dan berjoget:
"sakit ya? sakit tidak!?" tawa mereka, lalu meminta darah,
kepala desa akhirnya tak tahan, akhirnya membawa senapan dan menyuruh Calon Arang pergi, lalu..
BLARR.....
Tubuh kepala desa kejang kejang dan ambruk ke lantai, istrinya menjerit dan menangis, dia tidak dapat
berbuat apa apa, karena iapun takut pada Calon arang,
Di desa lain ada empu Baradah, dia orang yang taat dan baik, dia juga menguasai ilmu baik, ia punya anak perempuan yang luar biasa cantik dan baik, namanya Wedawati, ibunya baru meninggal dan ayahnya menikah lagi, ibunya tiri nya jahat, suka memarahinya tanpa alasan, suatu hari, karena sudah tak tahan, Wedawati pergi ke kuburan ibunya, disana ia melihat mayat seorang ibu dan anaknya yang masih kecil, masih hidup, kadang ia meminta susu, walau tidak tahu ibunya sudah meninggal,
"Anak ini lebih menderita dari aku," pikir Wedawati, dia segera menghampiri bayi itu dan menggendongnya ke rumah petani terdekat,
Empu Baradah menyadari bahwa Wedawati menghilang, dia bertanya pada istri tirinya, jawabnya Wati bertengkar dengan adik tirinya dan pergi, empu baradah lalu mencari sampai ke kuburan, dillihatnya Wedawati sedang berbisik di makam ibunya,
"..keadaan di rumah lebih buruk ibu.... wahai dewa... izikanlah daku mati bertemu ibu," tangis Wedawati, ayahnya mengelus rambutnya, Wedawati kaget dan berpaling, ayahnya mengajak ia pulang, tapi ia tidak mau,
Akhirnya Sri Erlangga tahu keganassan Calon Arang, ia lalu menyuruh para prajuritnya untuk membunuh Calon arang, tapi sampai sana, malah prajuritnya yang mati,
putus asa, Sri Erlangga meminta bantuan dewa, ditolak berkali kali, akhirnya seluruh rakyat yang tersisa memohon pada dewa, akhirnya, di bilang untuk diminta bantuan Empu Baradah,
Empu Baradah akhirnya menyuruh orang untuk membangun rumah di tempat kuburan ibunya, Wedawati tidak melirik sekalipun orang orang bekerja, dia hanya memandang makam ibunya, lalu Empu bilang untuk tinggal di sana, Wedawati mengangguk dan masuk ke rumah barunya,
Calon Arang menyadari pasukan raja memburunya, ia lalu memutuskan untuk meminta izin pada dewi untuk menyebar teluh ke ibukota, ia lalu menghidupkan orang mati, orang itu berterimakasih, tapi Calon arang malah menebas lehernya dan orang itu mati lagi, ia meminta dewi kematian datang, tapi dewi hanya bilang: "mau apa kau anakku? ingat, bahaya akan datang" lalu hilang,
lalu mereka berdiskusi, weksira dan lesi, muridnya, pulang dan meminta untuk bekerjasama dengan Empu untuk melenyapkan Calon Arang,
pasukan raja mencapai Empu, Empu bilang untuk menikahkan muridnya pada Ratna maggali, mereka setuju,
Bahuli, salah seorang murid Empu untuk melamar Ratna, betapa senang Calon arang, pernikahan berlangsung besar, Calon Arang adalah orang paling bahagia di sana
setelah menikah, Calon arang pergi membawa kitabnya, Bahuli penasaran dan bertanya pada Ratna:
"apa yang di bawa ibu Ratna?"
"ampun kakanda, hamba tahu itu, itu kitab besar rahasia ibu,"
"maukah kau, saat ibu tidur, bawakan kitab itu pada ku?"
"mau, ya tuan kakanda,''
jadi saat tidur, Ratna mencuri kitab ibunya, dan Bahuli membawa kitab pamit untuk pergi, lalu ia pergi ke Empu menyerahkan kitab itu, Empu sangat senang, lalu ia pergi ke tempat Calon arang, didapatinya sedang duduk,
"hai penyihir durhaka!" seru Empu,
'' wah!! tuanku!! saya Calon Arang, tolong sucikan diri saya!"
"tidak, kau sudah terlalu jahat!" jawab Empu
mendengar itu, Calon Arang marah, ia berusaha membunuh Empu, tapi tidak bisa, api keluar dari telinganya, lesi dan weksira mundur, tapi lama kelamaan Calon Arang melemah, lalu ..
"matilah kau Calon Arang!''
setelah itu calon arang mati, tapi empu pikir itu sama saja dengan membunuh, jadi dihidupkan kembali, lalu di sucikan jiwanya, dan mati lagi,
Daha akhirnya terlepas dari Calon arang, Empu menghidupkan orang mati, tapi orang yang sudah busuk lalu keluarganya di beri azimat untuk tetap bersama orang yang sudah mati di kemudian hari,
dan Erlangga memutuskan untuk menjadi pertapa di gunung,
dan Empu mengajak anaknya, Wedawati untuk bersemedi pula di gunung, dan anaknya yang suci itu pun ikut,
Akhirnya Daha hidup bahagia.
*TAMAT*

No comments:
Post a Comment