Para Pahlawan yang tak dikenal
Karya: Diah Arimbi
Husin Dan Pasukannya
Husin dan pasukannya adalah sekumpulan anak anak gelandangan yang keluarganya telah dibunuh oleh para tentara Belanda, mereka sangat dendam pada belanda, jadi pada suatu hari, tentara indonesia mau menyerang pos Belanda, lalu husin dan pasukannya bersikeras untuk ikut serta, jadi, karena mereka anak anak, para tentara pasti tidak curiga, jadi pada hari itu, mereka pergi ke dekat pos dan pura pura main, lalu tiba tiba mereka melempari pos dengan batu dan para tentara indonesia bebas menyerang, lalu terjadi pergulatan, dan tentara indonesia menang, mereka berhasil merebut pos, tapi ternyata, husin dan dua temannya meninggal, sisa kelompoknya lalu pergi, mereka lalu terlupakan, sekelompok anak anak yang berhasih membantu merebut pos, yang berhasil, terlupakan.
Marmi
Marmi adalah wanita yang tinggal bersama ibu dan anaknya, suaminya telah meninggaldi bunuh belanda dan ia menafkahi keluarga kecilnya dengan menjual telur, lalu ia adalahmata mata juga, suatu hari, salah seorang temannya yang membawa pesan penting ke tentara indonesia di tangkap dan Marmi melempari tentara belanda dengan telur, sehingga ia pun di tangkap dan temannya berhasil kabur, lalu marmi mau di bunuh ketika salah satu tentara belanda bilang mereka diserang, lalu marmi berteriak kegirangan dan tentara belanda itu tak segan segan langsung memotong hidung, kedua kupingnya, dan mukanya dengan pisau, tapi entah bagaimana, Marmi berhasil lolos, lalu setelah itu sering terlihat penjual telur dengan wajah mengerikan, lalu orang orang mulai menjauhinya, tapi Marmi tak pernah memberitahu kisahnya kepada orang lain.
Darimin
Darimin adalah seorang laki laki yang menjadi orang yang membantu orang dan mendapat upah, ia tinggal di pasar karena ia pernah melawan belanda dan berhasil meloloskan diri, lalu tentara belanda membakar rumah serta istrinya, lalu suatu hari Darimin disuruh Belanda untuk mengubur mayat anjing, tapi ternyata itu adalah mayat manusia, lalu Darimin marah, ia lalu pura pura bertanya pada tentara belanda lalu mengubur tentara itu hidup hidup, lalu setelah itu Darimin di tembak, lalu orang desa merasa sedih karena kehilangan buruh, bukan pahlawan.
Ni Wayan Catri
Ni Wayan Catri, atau Catri, adalah penari asal Bali yang sangat berbakat, ia adalah yang terbaik dari teman teman penari balinya, tapi ia sangat dendam dengan para Tentara Belanda, ia bertekad untuk balas dendam kepada mereka, suatu hari, ia di undang Belanda untuk menari bersama teman temannya, lalu setelah itu ia akan menari sendiri, lalu saat ia menari sendiri, ia menari sambil menyodorkan bir kepada para tentara belanda, lalu ia menarik kerisnya dan sambil menari, ia menusuk para tentara Belanda, lalu terjadi penembakan, dan lalu setelah itu, Catri ditemukan tergeletak di lantai, badannya tertembak tiga peluru, dan mereka tidak percaya bahwa penari yang cantik bisa menjadi sangat jahat.
Yakub Sitorus
Yakub memiliki seorang istri bernama Hermin, desa mereka mau di bom dan mereka harus pergi, saat pergi, Hermin menangis karena mengingat perjuangan mereka membeli rumah, tapi Yakub menenangkannya, lalu saat sudah sampai di tempat pengungsian Yakub disuruh menyerang Belanda, ia berpamitan kepada Hermiin dan berjanji akan pulang, lalu ia berangkat, sampai di sana, Yakub melihat tank Belanda, ia bersama temannya menyusup masuk dan meletakkan bom, tapi bom itu meledak sebelum para tentara Indonesia berhasil kabur, lalu bom itu meledak, dan Yakub termasuk korban yang meninggal, dan, Hermin selalu menunggu Yakub, tapi, selamanya, ia tak pernah melihat Yakub lagi.
Somo Giman
Somo Giman, atau Jeliteng, adalah pencuri Jepang, ia pandai menyamar, pernah ia dipojokkan oleh tentara Jepang tapi ia menyemar dengan cepat, jadi saat para tentara melihatnya lagi, ia hanya melihat nenek tua, kakek, atau pemuda yang jelek, pernah suatu hari ia sakit dan ia berobat ke suatu pemuda, pemuda itu kaget tapi ia tetap mengobati Jeliteng, lalu ia Jeliteng dikejar, ia lalu ke rumah pemuda yang mengobatinya dan berkelahi dengan pemuda itu, pemuda itu bingung lalu tak sengaja membunuh Jeliteng, ia bertanya kepada Jeliteng kenapa, dan Jeliteng berkata dengan begitu, Jepang akan memberi hadiah kepada pemuda itu karena telah membunuh Jeliteng, pemuda itu terperangah, setelah itu Jeliteng meninggal.
Kasim
Ibu Kasim yang sedang menyusui adik perempuan Kasim sedang mengobrol kepada Kasim ketika ada pemuda yang berdarah darah masuk rumah dan memohon persembunyian, ia bilang ia pemuda indonesia yang diburu oleh tentara Belanda, jadi keluarga kecil itu menyembunyikan pemuda itu di belakang rumah, lalu tiba tiba tentara belanda masuk dan menanyakan pemuda itu, lalu menanyakan darah di lantai, kasim menjawab itu darahnya, yang kebetulan jarinya sedang berdarah terkena pisau, lalu tentara belanda itu menendangnya sampai Kasim pingsan, bertahu tahun setelahnya, terlihat gadis dan pemuda yang mengamen di rumah rumah, saat ditanya mengapa tidak bekerja, pemuda itu akan menjawab ia buta akibat ditendang Belanda tahun tahun sebelumnya.
Tante Kim
Tante Kim adalah penjual nasi bungkus, ia langganan anak anak sekolah, tapi sekarang sekolah itu tutup dan anak anak sekolah akan jadi mata mata Belanda, lalu tante Kim berjanji akan membuat nasi bungkus untuk menjadi bekal gratis, lalu suatu hari tentara belanda mengejar dan sampai ke rumah tante Kim, tante Kim lalu menyuruh anak anak pergi, lalu anak anak itu pergi dan tante Kim lalu di tembak sampai mati.
Sonny Makalawang
Sonny adalah pemuda yang kedua orang tuanya di bunuh kapten Belanda, ia sangat dendam pada kapten itu, suatu hari, ia di undung ke pesta bersama kapten Belanda, ia lalu membawa keris dan duduk di pojokan, menunggu saat yang tepat untuk membunuh kapten, tapi ia di dorong oleh salah seorang tentara Belanda dan kerisnya terjatuh, semua orang lalu terpaku dan Sonny membunuh orang tapi tidak kapten, ia pun di bunuh, ia menyesal karena ceroboh karena tidak menaruh kerisnya lebih hati hati.
Si Kancil
Si kancil adalah anak remaja yang menjadi pengantar pil pil rahasia, suatu hari ia digeledah oleh tentara belanda, tapi untung ia sedanng tidak membawa rahasia, tapi pernah ia sedang membawa rahasia dan ia dikejar, tapiia lari ke sungai dan melempar pil itu dan menelan kertasnya, lalu ia ditembak Belanda, dan hilang terbawa hanyut sungai, dan hanya alam yang melihat kematian tubuh kecil itu.
TAMAT.
Refleksi: Aku suka cerita ini dan paling terkesan sama cerita Marmi.

No comments:
Post a Comment