Wednesday, 10 June 2015

#Edenchildhoodnotes : Weaning with Alloh

Anakku hari ini genap berusia 2 tahun 22 hari dalam hitungan kalender Masehi.

Sejak pagi tadi ketika nona kecil berambut keriting bangun dari tidurnya, kami menyambutnya dengan lebih gembira dari biasanya, setelah megucapkan "Assalamualaykum" ayah yang telah lebih dulu menemani Shaden bangun, langsung mengucapkan selamat hari kelahiran dan doa-doa kami pun memenuhi ruangan tiada henti, tiba giliranku setelah selesai sholat Subuh, aku memangku Shaden dan berdoa bersama-sama agar di pertambahan usianya yang baru ini, kami saling ikhlas untuk memulai proses menyapihnya.

Bagiku... seorang Ibu yang telah melampaui terjalnya jalan berliku untuk mampu menggendong seorang anak yang aku lahirkan dari rahimku sendiri, bukanlah hal yang mudah. Dua tahun rasa-rasanya hanya sebentar dan baru saja terjadi kemarin.

Bayi kecilku yang sejak dalam kandungan sudah berjuang bersama demi doa dan harapan agar kami kelak bisa saling memeluk tanpa rasa sakit, karena berbagai vonis dokter yang telah melemahkan hati dan batinku luar dalam.
Kini, telah aku saksikan dengan hatiku yang hangat bahwa bayiku telah tumbuh menjadi seorang kanak-kanak berusia 2 tahun. Dan perkara melepaskan persusuan ini lebih dari sekedar hal yang dalam bagi kami berdua.

Izinkan lah Ibu mengatakan hal ini kepada Shaden :

"Shaden anakku sayang, pemberian dari yang Maha Penyayang...
Tibalah kini saatnya bagimu melangkah setapak lebih jauh dari Ibu, karena Engkau akan menempuh fitrahmu dan menjalani perkembanganmu, Alloh maha tahu dengan segala Kebijakan dan ilmu pengetahuanNYA mengapa menyusui hanya sampai dua tahun penuh, jikalau Ibu mampu maka Ibu ingin menyusuimu sampai shaden bosan, Ibu masih ingin mendekapmu dan menciumi keningmu, ibu masih rindu di tatap matamu dan Ibu tak akan pernah merasa cukup waktu bagi kita saling melekat dan saling terikat.

Ibu memahami betapa kata-kata yang ibu ulang-ulang seperti kaset kusut tak pernah nyaman di telingamu, bahwa Shaden harus melepaskan sesuatu yang telah shaden kenal sejak shaden membuka mata pertama kali di dunia ini,
Ibu menangis tersedu-sedu saat menulis ini, sungguh. Hari ini telah tiba dan Shaden telah belajar memaknai bahwa kata-kata Ibu bukanlah sekedar ada, tapi kita menjalaninya dan kelak (semoga Alloh menguatkan hati kita) akan melewatinya dengan baik..

Ibu bukannya tidak ingin memberikan waktu lebih leluasa untuk menyapih dengan cinta, tapi ibu dan shaden punya perjalanan panjang di depan, waktunya shaden mulai mengenal dunia ini dengan lebih leluasa, tumbuhlah tumbuh anakku...

Ibu tidak akan mengurangi cinta ibu walau satu miligram takarannya apalagi dengan ketakutan-ketakutan bahwa engkau akan trauma mendalam. Tidak. Ibu akan selalu ada untuk Shaden, kita telah membuktikan
bahwa cinta akan menyembuhkan kita. Mari bersama-sama melaluinya nak...

Ah, mungkin kelak, saat shaden membaca ulang tulisan ini, shaden akan tersenyum dan mungkin menggumam "ibuku ini berlebihan sekali!"
Mungkin Shaden lupa tapi ibu tidak,

Tangisan kebingunganmu itu setiap ingin menyusu, kesedihan yang dalam dari mata shaden ketika sadar bahwa "Nen Ibu..sakit"
Malam-malam panjang ketika engkau terbangun mencari Asi, perjuanganmu untuk kembali tidur saat hanya merasa cukup dengan air putih, saat Ayah harus terjaga dan menimang-nimangmu dalam buaian.

Ayah dan Ibu sebenarnya tidaklah sanggup, kami telah mengakuinya.
Tangisanmu yang sedikit saja membuat hati kami ngilu, maka tangisan-tangisanmu yang panjang adalah kesedihan yang memilukan buat ayah dan ibu.
Ini adalah "ujian" kesedihan pertama yang besar bagimu, nak.. dan pastinya akan ada ujian-ujian lain yang mengiringi jalanmu kelak..
Seandainya mampu, ingin rasanya kami menahan segala kesulitan dan penderitaan hidup agar tak sehelai daunpun menggores keningmu
Tapi tak ada orang lain yang bisa menggantikan takdir Alloh yang harus di jalani, begitu juga ayah dan ibu padamu..
Maka kuatkan hatimu dan bersabarlah melampauinya sayang..

Meski Ibu dan ayah tak terlalu tahu makna dari  "penuh" selama dua tahun, tapi kami percaya dan Shaden harus percaya, bahwa Ibu telah menunaikan kewajiban selama 2 tahun, semoga Alloh menguatkan hati kita Nak.. karena Dia sang maha pemilik telah menyiapkan fase baru dalam perjalanan hidupmu..

Tumbuhlah tumbuh besar, Anakku Shaden...
Semoga kita bisa saling mengingatkan hakikat kehidupan ini, dari mana kita berasal dan kemana tempat kita kembali.
Jadilah anak yang memiliki iman dan rasa malu nak, jadilah anak yang lebih menyukai agama daripada godaannya, jadilah manusia yang membawa manfaat bukan mudharat, jadilah pembelajar yang tiada lelah menekuni ilmu dunia dan akhirat, dan.. meski kami malu untuk meminta terlalu banyak..
"Cintailah kami seperti kami mencintaimu ya 'nak.. "

Selamat hari kelahiranmu Sayang,
Semoga Ibu cukup mengatakan padamu, segala apa yang ada di dalam hati Ibu, menyapih bersama Alloh, pasti kita (terutama Ibu) bisa melaluinya.

Cikarang, june 11th, 2015
Di samping ayunanmu
12.54pm

    

No comments:

Post a Comment